Yang
terhormat Dewan Hakim Yang Arif dan Bijaksana
Hadirin dan
Hadirat yang sama berbahagia, serta
Rekan-rekan
sekalian, generasi penerus bangsa.
Terimalah salam hangat dari saya, salam yang
lebih merdu dari kicauan burung, yang lebih tajam dari tajamnya pedang dan
lebih indah dari lantunan jaustin bieber.
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu
Alaikum wr. Wb.
Puja dan puji serta syukur marilah senantiasa
kita limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan inayah-Nya
kepada kita sekalian sehingga kita masih dapat menikmati indah dan cerianya hari ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap
tercurahkan keharibaan Baginda besar Muhammad SAW, sosok figure pemimpin sejati
yang menjadi teladan bagi kita sekalian.
Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan
pidato yang akan saya uraikan dan patahkan dalam ribuan kata-kata dengan thema
:
TANGGUNG
JAWAB
Dewan
hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya
muliakan!
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang
sangat mendasar dalam diri manusia. Hal ini selaras dengan fitrah manusia.
Tanggung jawab akan selalu ada dalam diri
manusia. Mengapa? karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri
dari kehidupan sosial sekitarnya yang menuntut kepedulian dan tanggung
jawabnya.
Tahukah kita apa arti dari tanggung jawab itu
? tanggung jawab adalah kemampuan diri
untuk siap menerima kewajiban atau tugas. Pengertian ini semestinya sangat
mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi sayang seribu sayang jika kita
diminta untuk untuk melakukannya maka hal ini terasa begitu sulit untuk
diwujudkan.
Seringkali kita masih merasa sulit, merasa
keberatan bahkan merasa tidak sanggup jika diberikan tanggung jawab.
Banyak orang yang mengelak bertanggung
jawab karena memang lebih mudah
menggeser tanggung jawab daripada berdiri dengan gagah berani dan menyatakan
dengan tegas bahwa ini adalah tanggung jawab saya. Mereka lebih senang melempar
tanggung jawab kepundak orang lain sesuai dengan kata pepatah lempar batu sembunyi tangan. Lebih suka
mencari kambing hitam atas kesalahan dan perbuatan yang dilakukan. Sungguh
sangat memprihatinkan.
Sudah terlalu banyak orang yang menghabiskan
waktunya dengan sia-sia untuk menghindari tanggung jawab dengan jalan
menyalahkan orang lain daripada menerima tanggung jawab dan dengan gagah berani
menghadapi rintangan dan tantangan yang menghadang didepannya.
Hal ini sangat tidak sesuai dengan
kalimat-kalimat mulia :
“setiap
kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu.”
Dewan
hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya
muliakan!
Saat ini kita telah memasuki masa
kemerdekaan. Merdeka dalam arti yang sangat luas. Merdeka dalam menjalankan
keyakinan dan kepercayaan. Merdeka dalam menentukan masa depan. Merdeka dalam
menjalankan aktivitas yang tidak menyimpang.
Merdeka dalam menuntut ilmu yang
sebanyak-banyaknya. Dan merdeka dalam semua hal yang bersifat positif.
Tapi Tahukah kita bahwa Kemerdekaan ini
adalah warisan para pendahulu kita, warisan para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Yang
telah berjuang mengorbankan harta, keringat, waktu bahkan darah dan nyawa
sekalipun. Dan tahukah kita bahwa Semua itu adalah demi kita, demi para anak cucu yang kelak akan meneruskan
cita-cita luhur nan mulia yang mereka damba-dambakan.
Kawan-kawan, Tahukah kita bahwa meneruskan
cita-cita yang mereka dambakan itu menjadi
tanggung jawab kita semua. Sudahkah
kita menjalankan tanggung jawab itu?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Terletak diatas pundak, didalam sanubari, didalam jiwa dan raga kita sekalian
sebagai generasi penerus masa mendatang.
Kita adalah adalah generasi baru yang akan
menggantikan generasi sekarang. Tanggung jawab kita adalah meneruskan cita-cita
luhur para pendahulu. Bukan dengan
senjata, bukan dengan bambu runcing, bukan dengan granat, tetapi dengan
belajar, dengan buku, dengan pena, dengan usaha, dengan kerja keras dan dengan doa. Ir.
Soekarno, sang proklamator dan presiden pertama Indonesia pernah berkata.
PEMUDA HARI INI ADALAH PEMIMPIN DI HARI ESOK…
GIVE ME TEN YOUTHS, I WILL SHAKE THE WORLD….
Berikan
padaku 10 Pemuda akan kugoncangkan dunia….
Rekan-rekan, mari sisingsingkan lengan baju,
kita terima tanggung jawab ini dengan gagah berani, dengan sepenuh hati. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang mamiliki generasi penerus yang tahu akan arti
tanggung jawab dan menjalankannya sepenuh hati. Bukan yang berpangku
tangansambil menghitung bintang dilangit tanpa usaha dan kerja keras.
Sungguh, kita bukanlah sampah yang menebar
racun bagi masyarakat, tapi kita adalah nektar bunga yang akan merekah hingga
memancarkan keindahan pada bumi.
Kita bukanlah empedu yang pahit melainkan air
telaga yang akan mensirnakan dahaga untuk ditegakkannya keadilan
ditengah-tengah masyarakat.
Kita adalah generasi yang memiliki tanggung
jawab, komitment dan militansi yang
kokoh dan kuat untuk melebarkan kembali sayap-sayap garuda yang mulai rontok,
hingga kembali melebar dan menyelimuti dunia.
Garuda didadaku, Indonesia Tanggung Jawabku.
Dewan
hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya
muliakan!
Cukup sekian pidato saya, berhembus bayu
angin mengilir, sejuknya sampai keujung pohon, sambutlah salam pesan terakhir
kusampaikan lewat untaian pantun.
Kalau ada jarum yang patah jangan simpan
didalam laci, kalau ada ucapan yang salah jangan simpan didalam hati.
Kalau hendak menjemur papan panjang, baik
disusun tegak berdiri. Kalaulah ada umur panjang insya Allah kita kan berjumpa kembali.
Terima kasih atas segala perhatian, mohon
maaf atas segala kekurang.
Wassalamu
alaikum wr. Wb.
Sangat bermanfaat... menggugah semangat
BalasHapusterima kasih atas komentarnya
Hapus