Minggu, 04 Maret 2012

Teks Lomba Pildacil...

Ini adalah Teks yang digunakan Siswa-siswi SD Inpres Salumoni saat mengikuti lomba keagamaan dalam pembinaan karakter siswa pada tanggal 25-26 Februari 2012 di Pasangkayu.......




Yang terhormat Dewan Hakim Yang Arif dan Bijaksana
Hadirin dan Hadirat yang sama berbahagia, serta
Rekan-rekan sekalian, generasi penerus bangsa.

Terimalah salam hangat dari saya, salam yang lebih merdu dari kicauan burung, yang lebih tajam dari tajamnya pedang dan lebih indah dari lantunan jaustin bieber.

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum wr. Wb.

Puja dan puji serta syukur marilah senantiasa kita limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan inayah-Nya kepada kita sekalian sehingga kita masih dapat menikmati  indah dan cerianya hari ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan keharibaan Baginda besar Muhammad SAW, sosok figure pemimpin sejati yang menjadi teladan bagi kita sekalian.
Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan pidato yang akan saya uraikan dan patahkan dalam ribuan kata-kata dengan thema :

TANGGUNG JAWAB

Dewan hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya muliakan!

Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang sangat mendasar dalam diri manusia. Hal ini selaras dengan fitrah manusia.
Tanggung jawab akan selalu ada dalam diri manusia. Mengapa? karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sosial sekitarnya yang menuntut kepedulian dan tanggung jawabnya.

Tahukah kita apa arti dari tanggung jawab itu ?  tanggung jawab adalah kemampuan diri untuk siap menerima kewajiban atau tugas. Pengertian ini semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi sayang seribu sayang jika kita diminta untuk untuk melakukannya maka hal ini terasa begitu sulit untuk diwujudkan.
Seringkali kita masih merasa sulit, merasa keberatan bahkan merasa tidak sanggup jika diberikan tanggung jawab.

Banyak orang yang mengelak bertanggung jawab  karena memang lebih mudah menggeser tanggung jawab daripada berdiri dengan gagah berani dan menyatakan dengan tegas bahwa ini adalah tanggung jawab saya. Mereka lebih senang melempar tanggung jawab kepundak orang lain sesuai dengan kata pepatah lempar batu sembunyi tangan. Lebih suka mencari kambing hitam atas kesalahan dan perbuatan yang dilakukan. Sungguh sangat memprihatinkan.
Sudah terlalu banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan sia-sia untuk menghindari tanggung jawab dengan jalan menyalahkan orang lain daripada menerima tanggung jawab dan dengan gagah berani menghadapi rintangan dan tantangan yang menghadang didepannya.
Hal ini sangat tidak sesuai dengan kalimat-kalimat mulia :



setiap kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu.”
Dewan hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya muliakan!
Saat ini kita telah memasuki masa kemerdekaan. Merdeka dalam arti yang sangat luas. Merdeka dalam menjalankan keyakinan dan kepercayaan. Merdeka dalam menentukan masa depan. Merdeka dalam menjalankan aktivitas yang tidak menyimpang.
Merdeka dalam menuntut ilmu yang sebanyak-banyaknya. Dan merdeka dalam semua hal yang bersifat positif.
Tapi Tahukah kita bahwa Kemerdekaan ini adalah warisan para pendahulu kita, warisan para pejuang  yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Yang telah berjuang mengorbankan harta, keringat, waktu bahkan darah dan nyawa sekalipun. Dan tahukah kita bahwa Semua itu adalah demi kita, demi  para anak cucu yang kelak akan meneruskan cita-cita luhur nan mulia yang mereka damba-dambakan.
Kawan-kawan, Tahukah kita bahwa meneruskan cita-cita yang mereka dambakan itu menjadi  tanggung jawab kita semua.  Sudahkah kita menjalankan tanggung jawab itu?

Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Terletak diatas pundak, didalam sanubari, didalam jiwa dan raga kita sekalian sebagai generasi penerus masa mendatang.
Kita adalah adalah generasi baru yang akan menggantikan generasi sekarang. Tanggung jawab kita adalah meneruskan cita-cita luhur para  pendahulu. Bukan dengan senjata, bukan dengan bambu runcing, bukan dengan granat, tetapi dengan belajar, dengan buku, dengan pena, dengan  usaha, dengan kerja keras dan dengan doa. Ir. Soekarno, sang proklamator dan presiden pertama Indonesia pernah berkata.
PEMUDA HARI INI ADALAH PEMIMPIN DI HARI ESOK…
GIVE ME TEN YOUTHS, I WILL SHAKE THE WORLD….

Berikan padaku 10 Pemuda akan kugoncangkan dunia….

Rekan-rekan, mari sisingsingkan lengan baju, kita terima tanggung jawab ini dengan gagah berani, dengan sepenuh hati. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mamiliki generasi penerus yang tahu akan arti tanggung jawab dan menjalankannya sepenuh hati. Bukan yang berpangku tangansambil menghitung bintang dilangit tanpa usaha dan kerja  keras.
Sungguh, kita bukanlah sampah yang menebar racun bagi masyarakat, tapi kita adalah nektar bunga yang akan merekah hingga memancarkan keindahan pada bumi.
Kita bukanlah empedu yang pahit melainkan air telaga yang akan mensirnakan dahaga untuk ditegakkannya keadilan ditengah-tengah masyarakat.
Kita adalah generasi yang memiliki tanggung jawab, komitment dan militansi  yang kokoh dan kuat untuk melebarkan kembali sayap-sayap garuda yang mulai rontok, hingga kembali melebar dan menyelimuti dunia.
Garuda didadaku, Indonesia Tanggung Jawabku.
Dewan hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya muliakan!
Cukup sekian pidato saya, berhembus bayu angin mengilir, sejuknya sampai keujung pohon, sambutlah salam pesan terakhir kusampaikan lewat untaian pantun.
Kalau ada jarum yang patah jangan simpan didalam laci, kalau ada ucapan yang salah jangan simpan didalam hati.
Kalau hendak menjemur papan panjang, baik disusun tegak berdiri. Kalaulah ada umur panjang insya Allah kita kan berjumpa kembali.
Terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurang.
Wassalamu alaikum wr. Wb.

2 komentar: